Diketahui, rapat pleno tingkat Kota Sukabumi pada hari kedua sempat memanas dan diwarnai aksi walk out PPK Citamiang, pada Senin 6 Februari kemarin.
Kericuhan tersebut bermula saat para saksi dari partai politik meminta koreksi atas dugaan kesalahan input data di salah satu TPS yang berada di PPK Citamiang.
Kemudian, ketika para saksi meminta koreksi dari C1 hasil, KPU meminta tanggapan dari Bawaslu untuk adanya rekomendasi membuka C1. Namun tiba-tiba PPK Citamiang keluar dari forum.
Ketua PPK Citamiang Budi Setiawan pun mengatakan, permohonan maafnya saat akan memulai rapat pleno rekapitulasi hari ini. Dia menyebut, aksi walk out itu bukan karena tidak menghargai para saksi partai politik melainkan karena faktor kelelahan.
“Kami meminta maaf terutama saksi PDI-Perjuangan. Kami sedikit pun tidak bermaksud melecehkan para saksi dan juga bukan karena keberatan para saksi di sidang tapi itu semua hanya akumulasi kekecewaan dan faktor keletihan kami dan juga kelemahan kami sebagai manusia biasa,” kata Budi di depan forum, Selasa (5/2/2024).
“Sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh saksi partai politik atas insiden walk out kami yang sudah beredar berita dan sebagainya. Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami akan siap akan melaksanakan tugas kembali dengan sebaik-baiknya,” sambungnya.
Permohonan maaf PPK Citamiang pun diterima oleh para saksi partai politik. Mereka nampak saling bersalaman dan berpelukan.
Ketua sidang yang saat ini dipegang oleh Kadiv Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Kota Sukabumi Dikrillah meminta agar PPK Citamiang dan saksi parpol saling bersalaman.
“Dimaafkan para saksi? Sudah ya minta maaf salaman ya, clear ya. Bapak-bapak yang di belakang (saksi parpol) insyaallah sudah mewakili,” kata Dikrillah.
Sebelumnya diberitakan, Saksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat Aprianto Wijaya merasa tersinggung atas sikap PPK yang tiba-tiba melenggang keluar dari ruang pleno.
“Kami merasa dilecehkan ketika kawan-kawan PPK keluar, kami meminta beberapa kelurahan yang kami duga, sekali lagi yang kami duga sesuatu berbeda dengan data kami, data yang kami miliki,” kata Aprianto kepada awak media.
Aprianto mengatakan, tindakan PPK yang keluar ruangan dianggap tidak menghargai para saksi dari partai politik. Seharusnya, kata dia, PPK dapat menjelaskan kejadian saat penghitungan suara di tingkat kecamatan.
“Tiba-tiba PPK pada keluar semua, kami merasa tersinggung bahwa forum rekapitulasi tingkat Kota Sukabumi ini, kami merasa sebagai perwakilan dari parpol tidak dihargai. Lalu untuk apa misalnya ketika ini dilanjutkan tapi tidak ada PPK, siapa yang bisa menjelaskan kejadian-kejadian yang ada di tiap kecamatan,” tandasnya.
Red