Warga Lingkar Tambang PT BMI Bantah Tuduhan FPPL Terkait Pencemaran Lingkungan

banner 728x250

Taliabu, Berantastipikor.co.idWarga dari beberapa desa di sekitar area tambang PT Bintani Megah Indah (BMI) di Todoli, Tolong, dan Natang Kuning, secara tegas membantah tuduhan pencemaran lingkungan yang dilontarkan oleh Forum Pemerhati Peduli Lingkungan (FPPL). Tuduhan tersebut, menurut warga, tidak berdasar dan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

Ikhsan Mayau, Ketua RT Desa Todoli, Adin Usman, Ketua Pemuda Desa Todoli, Rois, Ketua Pemuda Natang Kuning, dan Hendri Laso, warga Desa Ufung, dengan tegas menyatakan bahwa PT BMI selalu responsif terhadap isu-isu lingkungan.

“Sejak PT BMI mulai beroperasi, kami selalu berkoordinasi secara intens dengan mereka. PT BMI selalu tanggap dan cepat dalam menyelesaikan masalah yang muncul,” ujar Ikhsan Mayau.

Warga juga mengapresiasi kontribusi PT BMI dalam pemberdayaan masyarakat sekitar tambang.

“Kami sangat berterima kasih karena PT BMI selalu memberikan perhatian, tidak hanya terhadap isu lingkungan, tetapi juga dalam bentuk bantuan kepada masyarakat. Tenaga kerja dari lingkungan sekitar tambang juga selalu diutamakan,” tambah Adin Usman.

Selain itu, PT BMI, melalui Kepala Teknik Tambang Herdiyanto, menegaskan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas lingkungan.

“PT BMI tidak pernah mengabaikan kewajiban untuk merawat lingkungan. Kami bekerja sama dengan institusi independen bersertifikasi untuk melakukan pengujian kualitas lingkungan secara berkala, meliputi air limbah, air sungai, air laut, air tanah, sampel tanah, dan kualitas udara,” jelas Herdiyanto.

Herdiyanto juga menekankan bahwa kegiatan operasional PT BMI selalu berada di bawah pengawasan dan pembinaan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Kami juga berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor untuk memastikan bahwa semua tindakan kami dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dilakukan secara berkualitas,” tambahnya.

Dalam konteks luas wilayah yang dikelola, PT BMI hanya mengelola sekitar 70 hektar dari total 243.000 hektar hutan di Pulau Taliabu, yang berarti hanya sekitar 0,02% dari keseluruhan luas wilayah hutan.

Pernyataan dari warga dan PT BMI ini diharapkan dapat meluruskan isu dan tuduhan yang beredar, serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat lokal.

Sumber : Masyarakat Lingkar Tambang
Editor : Lidik/ Redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *