BENGKALIS_Berantastipikor.co.id_Hiasan Lampu colok merupakan tradisi turun-temurun masyarakat kabupaten Bengkalis, tradisi ini dilaksanakan pada malam 27 Ramadhan atau lebih sering disebut oleh masyarakat malam 7 likur.
Masyarakat kabupaten Bengkalis menilai bahwa lampu colok memiliki nilai yang agamis, kebersaman, dan semangat gotong royong. seperti yang dilakukan oleh pemuda RW 3 dusun 2 desa Senggoro.
“Seperti tahun sebelumnya, Pemuda RW 3 dusun 2 desa Senggoro kembali akan mengikuti festival lampu colok yang diselanggarakan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, kegiatan tahunan ini memang ditunggu-tunggu oleh masyarakat disetiap desa,” ungkap Fuji Sudarma koordinator kepada wartawan. , Sabtu (30/3/2024).
Ia juga mengatakan, perlombaan lampu colok seperti yang kita lihat bersama sebelum ramadhan mereka berlomba-lomba melakukan gotong royong mengambil kayu untuk persiapan membuat lampu colok. Dimana nantinya langsung akan dibuka oleh Bupati Bengkalis Kasmarni dan Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bengkalis.
Untuk mengikuti festival lampu colok tahun 2024 ini. Dikatakannya, pihaknya telah mempersiapkan sebanyak 3500 pelita yang nantinya akan dipasang pada malam 7 likur.
“Kita sudah menyiapkan lebih kurang 3500 pelita /lampu colok, kreteria penilian oleh pihak panitia untuk mengikuti pertandingan jumlah lampu minimal 2500 buah, kemudian lampu juga harus bernuangsa islam, lampunya harus indah, kerapian menara, bentuk- bentuk benda alam seperti bulan/bintang, dan kekompakan antar pengurus.
“Kekompakan antar pemudalah yang membuat kami tidak pernah meninggalkan tradisi ini, kami sangat mendukung festival lampu colok ini, apapun lomba nya kalau yang sifat membangun kami tetap mendukung penuh,” pungkas Fuji Sudarma mengakhiri.
Kabiro Bengkalis (Auzar)