Maraknya Penjual Obat Golongan G jenis Excimer Dan Tramadol Diwilayah Hukum Polres Kabupaten Subang, Resahkan Warga

banner 728x250

 

Subang, Jawa Barat || Berantastipikor.com – Maraknya Penjual obat jenis G ilegal saat ini sudah tidak ada takut-takut lagi, untuk memasarkan dagangannya secara terang-terangan tanpa ada rasa takutnya dengan Aparat Penegak Hukum, khususnya Diwilayah Hukum Polres Kabupaten Subang.

Penjualan Obat-Obatan Golongan G berjenis Excimer dan Tramadol penjualanya secara terang-terangan.

Bahkan berjualanan di pinggir jalan, pembelinya sampai pemakainya pun kebanyakan mayoritas dari anak muda yang masih setaraf pelajar SMP dan SMA.

Saat dikomfirmasi penjual obat terlarang dikiosnya, mengatakan bahwa kami menjual obat Golongan G jenis Excimer dan Tramadol itu benar, kami haya menjual bekerja dan di gajih oleh bos, menurut penjual bahwa kordinator lapanganya Fauji sama Robet, bahkan penjual mendatangkan preman untuk mengusir awak median yang sedang meliput di lokasi penjual, sampai ngotot dan arogan terhadap jurnalis, menyuruh semua penjual obat harus ditutup ” Ucapnya.

Ketua ALIANSI (AJAMSI) TIPIKOR, Aliansi Jurnalis Advokat LBH LSM Ormas Awasi Tipikor, Kordinator jawa Barat Wiranata, mengatakan kemedia Pelita Investigasi, Kami sangat prihatin dengan maraknya Penjualan obat Golongan G jenis Excimer dan Tramadol di wilayah hukum Polres Kabupaten Subang.

Lanjut menurut Wiranata dampak dari mengkonsumsi obat Excimer dan Tramadol dapat memberikan efek halusinasi pada penggunanya, dan dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan kejang serta kerusakan pada sarap .

Peredaran Obat keras tersebut dilakukan Bos Aceh mengakibatkan membodohkan anak bangsa.’
Wiranata peredaran obat obatan jenis tersebut sudah bertentangan dengan Undang Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 Pasal 197 yang berbunyi,Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun dan denda paling banyak satu miliar lima ratus juta rupiah adanya pelanggaran tersebut, seharusnya Aparat Penegak Hukum khususnya Polres Kabupaten Subang mengambil langkah tegas, atau memang peredaran obat obatan tersebut dijadikan lahan basah bagi kebanyakan oknum yang tidak bertanggung jawab.

Kemudian kami mengharap kepada Aparat Penegak Hukum (APH) Hususnya Polres Kabupaten Subang segera Melakukan penindakan Hukum bagi pelaku penjual, pengedar dan bos bandarnya, supaya anak bangsa kedepan menjadi anak bangsa yang sehat, jangan sampai dengan menkonsumsi obat berlebihan menjadi anak bangsa yang tulalit,”pungkasnya,

*Red

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *